
Pulau Dewata identik dengan alamnya yang mempesona serta tradisi masyarakatnya yang masih begitu kental.dengan mayoritas penduduk pemeluk agama Hindu. Tidak heran jika di sana terdapat begitu banyak pura dan salah satu yang terkenal dan sangat disayangkan untuk dilewatkan adalah Pura Tirta Empul Tampak Siring yang berlokasi di Desa Manukaya, Kecamatan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar, Bali. Keunikan arsitektur dan adanya mata air pada area dalam pura menarik banyak kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Daftar isi
- 1. Bagaimana sih Asal Mula Berdirinya Pura Tirta Empul Tampak Siring?
- 2. Daya Tarik Pura Tirta Empul
- 3. Lokasi dan Rute Pura Tirta Empul
- 4. Jarak dan Waktu Tempuh
- 5. Pilihan Transportasi Terbaik ke Pura Tirta Empul
- 6. Jam Operasional Pura Tirta Empul
- 7. Harga Tiket Masuk Pura Tirta Empul
- 9. Saran dan Tips saat mengunjungi Pura Tirta Empul
1. Bagaimana sih Asal Mula Berdirinya Pura Tirta Empul Tampak Siring?
Untuk dapat mengungkap sejarah pendirian Pura Tirta Empul, ada beberapa sumber tertulis yang dapat digunakan, antara lain Prasasti Manukaya dan Pustaka Lontar Usana Bali.
1. Prasasti Manukaya
Sejak tahun 1924, Prasati Manukaya telah menarik perhatian di kalangan para ahli purbakala. Prasasti Manukaya yang sangat disucikan oleh masyarakat setempat dipahatkan pada sebuah batu kedua sisi, namun huruf-huruf yang terpahat sudah demikian ausnya, sehingga tidak semua isi prasasti dapat dibaca.
Prasasti Manukaya menggunakan bahasa dan huruf Bali Kuno. Bagian yang masih dapat dibaca menyebutkan tahun dikeluarkan prasasti yaitu 882 Saka /960 Masehi serta menyebut nama Raja Jayasingha Warmadewa. Selain itu, prasasti ini juga memuat perintah raja untuk memugar atau memperbaiki telaga atau tirtha di air Mpul (sekarang Tirta Empul di Tampaksiring) yang setiap tahun mengalami kerusakan akibat derasnya aliran air. Telaga itu sampai saat ini masih dianggap suci oleh masyarakat terutama sekaa barong di daerah Gianyar.
Setiap tahun sekali diadakan odalan dan prasasti batu tersebut diarak ke Pura Tirta Empul untuk disucikan. Dengan demikian, jika angka tahun prasasti tersebut di atas dianggap sebagai tahun berdirinya tempat suci ini, maka dapat dipastikan bahwa umur Pura Tirta Empul saat ini sudah mencapai 1050 tahun.
2. Cerita rakyat : Kekawin Usana Bali
Selain keterangan prasasti tersebut di atas, sejarah Pura Tirta Empul juga dapat diketahui berdasarkan cerita rakyat yang berkembang hingga saat ini yang bersumber dari Kekawin Usana Bali. Isi lontar itu terutama mengisahkan bahwa pada zaman dahulu pasukan apsara dari surga yang dipimpin oleh Dewa Indra berangkat dari Kahyangan ke Bali.
Dewa Indra dengan pasukannya turun di Kahyangan Basukih, kemudian berangkat melanjutkan perjalanan ke barat untuk menyerang Raja Mayadanawa di Bedahulu. Raja Mayadanawa adalah raja yang sangat sombong, angkuh dan melarang rakyat mengadakan persembahan kepada Dewa. Sikap Mayadanawa yang demikian menyebabkan para Dewa menjadi marah.
Dewa Indra dengan Patih Citranggada, Citrasena dan Jayanta beserta pasukannya membagi tugas mengatur siasat perang untuk melawan Mayadanawa. Suara kendang berdentuman alunan gong bergemuruh, bendera berkibar, bala tentara berjalan menjejal menuju Desa Bedahulu.
Mayadanawa menghina dan mencela tiada henti-hentinya dengan sombong, congkak, dan kasar, diikuti oleh raksasa yang lain. Mengetahui akan musuhnya datang, pasukan Mayadanawa segera menghadang. Maka terjadilah pertempuran yang sangat dasyat antara pasukan Dewa Indra melawan pasukan Mayadanawa. Beribu-ribu pasukan bertempur bergemuruh hingga banyak korban bergelimpangan.
Entah beberapa lama perang berlangsung, akhirnya pasukan Dewa Indra berhasil mendesak mundur pasukan Mayadanawa. Dari keretanya Mayadanawa melihat kekalahan pasukannya, sehingga ia turun ke medan perang. Pertempuran dasyat kembali terjadi.
Mayadanawa sangat marah gemertak giginya dan bersuara menggelegar. Mayadanawa menantang berperang berhadap-hadapan (perang tanding), sementara Dewa Indra dengan tenang terus mendesak raksasa itu dengan melepaskan beberapa anak panah.
Karena terdesak, Mayadanawa akhirnya melarikan diri ke arah utara dan terus dikejar oleh pasukan Dewa Indra. Sampai di Desa Manukaya, raja Mayadanawa berubah wujud menjadi manuk (ayam jantan). Akhirnya manuk ini dipanah oleh Dewa Indra, maka matilah raksasa itu.
Konon darah Mayadanawa dari mulutnya menyembul pusaran air, aliran air Petanu namanya. Air sungai itu tidak boleh diminum, tidak boleh digunakan untuk mandi atau cuci muka karena air itu dipercaya bersumber dari darah raksasa (Pupuh xv : 1).
Sementara itu, di sebelah selatan desa Manukaya terdapat suatu tempat yang bernama Alas Pagulingan. Di tempat inilah Patih Kalawong (Patih Mayadanawa) membuat tirta mala yang menyebabkan kematian pasukan apsara. Melihat keadaan seperti itu, lalu Dewa Indra menciptakan air suci. Air ini lalu diperciki kepada para pasukan apsara yang telah mati, sehingga berhasil hidup kembali. Air suci ini kemudian bernama Tirta Empul.
Jika kaum Brahmana dan ksatria mandi dan cuci muka di sini, wajah dan tubuhnya akan segar serta terhindar dari dosa dan malapetaka. Jika kaum Wesya dan Sudra yang berdosa mau datang ke sini, pasti selamat, sedangkan yang berbudi luhur akan mendapat keberuntungan.
2. Daya Tarik Pura Tirta Empul
1. Bangunan Pura
Pura Tirta Empul Tampak Siring terbagi menjadi tiga bagian, antara lain:
1. Jaba Pura merupakan halaman paling luar yang terdapat wantilan dan sebuah kolam.
2. Jaba Tengah terdapat taman suci berupa kolam yang terdapat tirta empul, Bale Pegat, Bale Agung dan Bale
Gong. Di sinilah biasanya para wisatawan antre untuk melakukan aktivitas penyucian yang oleh masyarakat
Bali disebut dengan nama melukat.
3. Jeroan merupakan halaman terdalam dan paling suci. Di tempat ini terdapat bangunan-bangunan suci untuk
memuja para Dewa, Bale Penandingan, Bale Gong, Bale Peselang, dan Bale Pecanangan.
Mata air Tirta Empul dikenal tidak dapat mengering, selalu mengalir meskipun kemarau panjang. Mata air suci yang keluar dari pelataran pura ditampung dalam sebuah kolam, kemudian disalurkan ke sejumlah pancoran dalam kolam permandian ini.
Pancuran yang ada di Pura Tirta Empul Tampak Siring pun mempunyai nama masing-masing. Nama pancuran di tempat ini antara lain :
14 pancuran yang disebut dengan Pancuran Tirtha Pembersihan
2 pancuran Tirta Pelebur Kutukan dan Sumpah
6 pancuran Tirtha Penyakit Berat dan Tirtha Upakara.
2. Paket Kegiatan Melukat
Sebagai destinasi wisata, Pura Tirta Empul Tampak Siring juga menyediakan paket kegiatan ritual melukat yang ditawarkan secara umum kepada para wisatawan yang ingin mengikuti. Paket melukat termasuk dalam paket tur spriritual yang berdurasi sekitar setengah hari hingga seharian. Biaya wisata spiritual ini rata-rata berkisar dari 25-50 Dollar AS (Rp 358.000-Rp 716.000) untuk beberapa kegiatan. Biaya paket dapat bervariasi, tergantung durasi, variasi kegiatan, atau permintaan wisatawan.
Melukat di Pura Tirta Empul Tampak Siring dipercaya mempunyai banyak manfaat oleh masyarakat Hindu Bali. Berbagai jenis penyakit bisa disembuhkan dengan cara melukat di tempat ini. Mulai dari penyakit ringan seperti sakit gigi hingga penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat tanah air seperti rematik dan asam urat. Dalam melakukan kegiatan melukat ini, para pengunjung pura juga harus mengikuti tata cara yang berlaku.
Termasuk di antaranya adalah meletakkan canang di atas pancuran yang ingin digunakan untuk melukat. Tak hanya itu, peserta melukat juga diharuskan menangkupkan kedua tangan sebagai salah satu proses ritual serta menyampaikan doa dan permohonan yang diinginkan pada aktivitas melukat tersebut.
3. Lokasi dan Rute Pura Tirta Empul
Pura Tirta Empul berada di Jalan Tirta, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Untuk memudahkan perjalanan mencapai lokasi, bisa menggunakan Google Maps dengan mengklik di sini.
4. Jarak dan Waktu Tempuh
Jika berangkat dari :
- Bandara Ngurah Rai Denpasar diperlukan waktu tempuh sekitar 1 jam 30 menit untuk sampai ke Pura Tirta Empul dengan jarak tempuh 52 kilometer.
- Ubud Monkey Forest, diperlukan waktu tempuh sekitar 31 menit dengan jarak tempuh 16 kilometer.
- Pantai Jimbaran diperlukan waktu tempuh sekitar 1 jam 30 menit dengan jarak perjalanan 55 kilometer.
5. Pilihan Transportasi Terbaik ke Pura Tirta Empul
Dikarenakan belum tersedianya sarana transportasi umum di daerah tersebut, maka alternatif yang bisa digunakan adalah menggunakan sepeda motor ataupun mobil. Jika tidak memungkinkan membawa kendaraan pribadi, maka bisa menyewa kendaraan saat tiba di Bali. Untuk perkiraan biaya sewanya sebagai berikut :
- sepeda motor mulai dari Rp 40.000,- per hari atau mulai dari Rp 300.000,- per minggu (sudah termasuk helm SNI dan jas hujan untuk 2 orang)
- mobil mulai dari Rp 150.000,- hingga Rp 750.000,- (tergantung pada pilihan : matic/manual, dengan/tanpa sopir, merk mobil) per hari.
6. Jam Operasional Pura Tirta Empul
Pura Tirta Empul dibuka untuk wisata setiap mulai pukul 09.00-17.00 WITA kecuali pada saat Hari Raya Umat Hindu. Namun, untuk tujuan peribadatan, Pura Tirta Empul buka 24 jam.
7. Harga Tiket Masuk Pura Tirta Empul
Berikut ini informasi harga tiket masuk Pura Tirta Empul Tampak Siring :
- Dewasa Rp 30.000,- per orang
- Anak-anak Rp 25.000,- per orang
- Sewa loker Rp 20.000, per loker
- Parkir mobil Rp 5.000,- per mobil
- Parkir motor Rp 2.000,- per motor
8. Aturan Memasuki Area Pura Tirta Empul
Mengingat pura merupakan tempat suci untuk peribadatan, maka ada aturan yang harus dilakukan saat memasuki pura, tidak terkecuali Pura Tirta Empul. Untuk dapat memasuki area pura, pengunjung harus menggunakan kain sarong untuk menutupi bagian tubuh bawah, seperti pinggang dan kaki, baju kaos atau kemeja untuk tubuh bagian atas serta memakai selendang pada bagian pinggang.
Kain sarong, udeng dan selendang, banyak tersedia pada toko oleh-oleh khas Bali, seperti Pasar Seni Ubud. Namun tidak perlu khawatir, pengunjung juga bisa menyewa sarong dan selendang di area tempat membeli tiket masuk. Selain pakaian, ada beberapa aturan lain yang wajib ditaati saat memasuki area pura Hindu, terutama pada sisi area dalam, antara lain :
- Jangan menginjakkan kaki pada tempat pemujaan.
- Wanita yang sedang menstruasi, sebaiknya tidak memasuki area dalam pura.
- Jangan meludah pada area pura.
- Buanglah sampah pada tempat yang telah disediakan.
- Jangan berkata kasar selama di area pura.
Apabila kamu ingin berendam pada area pemandian di Pura Tirta Empul Tampak Siring, jangan lupa untuk membawa tambahan baju ganti, handuk, sarong, selendang serta tas plastik.
9. Saran dan Tips saat mengunjungi Pura Tirta Empul
1. Mencari informasi ramalan cuaca
Saat merencanakan liburan, sebaiknya mencari informasi ramalan cuaca terlebih dahulu untuk mengantisipasi kondisi cuaca yang buruk yang dapat menghambat rencana liburanmu.
2. Membawa bekal
Jika kamu ingin menghemat budget, bisa dengan cara membawa bekal (bisa berupa roti atau snack dan air minum), mengingat di tempat wisata, harga makanan dan minumannya lebih mahal. Untuk mengantisipasi harga yang tidak masuk akal saat membeli makanan dan minuman, kamu bisa menanyakan di awal pada penjual perihal harga makanan/minuman yang ada di menu, terutama yang akan kamu pesan).
3. Membawa perlengkapan dan peralatan kesehatan
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kamu bisa membawa obat-obatan sesuai dengan kebutuhanmu. Misal : minyak tawon, minyak kayu putih, minya cap pida, obat merah, obat masuk angin, hand sanitizer, tisu basah, dll.
4. Membawa skincare
- Menggunakan sunscreen/sunblock untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari
- Mencuci wajah dengan sabun muka setelah melakukan aktivitas di luar ruangan
5. Membawa HP atau kamera
Untuk memudahkan perjalanan, kamu bisa menggunakan HP mu untuk mengakses google maps, mengabadikan momen, memesan makanan, transportasi, dll. Jangan lupa untuk membawa chargernya juga. Jika kamu ingin mendapatkan hasil foto dengan kualitas yang lebih baik, kamu bisa membawa kamera. Namun, jangan lupa untuk senantiasa waspada dengan barang bawaanmu, terutama barang-barang berharga ya gengs.
6. Membawa uang cash
Meskipun saat ini sudah banyak yang menggunakan cashless, namun untuk berjaga-jaga jika kamu butuh melakukan pembayaran di tempat yang belum menerapkan hal itu, akan lebih baik jika kamu membawa uang cash dengan pecahan kecil (untuk berjaga-jaga jika penjual tidak memiliki kembalian).
7. Membawa baju ganti, handuk, dan sabun
Mengingat di Pura Tirta Empul bisa mengkuti kegiatan melukat di mata airnya, maka jangan sampai lupa membawa baju ganti ya guys. Kalau untuk sarong dan selendangnya, bergantung pada pilhan kamu ya, bisa menyewa atau membawa dari rumah.
Jangan lupa untuk like dan komen ya jika merasa terbantu dengan informasi ini. Jika kamu ingin mengetahui informasi tentang destinasi wisata lain di Ubud, bisa klik di sini. Sedangkan untuk informasi berbagai tempat wisata, bisa kamu akses di situs blog ini.