1. Home
  2. »
  3. Culinary
  4. »
  5. Review Lengkap Bakso Solo Samrat Tebet: Rasa, Harga, dan Suasana

Review Lengkap Bakso Solo Samrat Tebet: Rasa, Harga, dan Suasana

2

Sebagai seorang petualang rasa yang tak pernah bisa menolak semangkuk bakso, akhirnya aku sampai juga ke tempat yang sering disebut-sebut sebagai “raja-nya bakso di Jakarta”—Bakso Solo Samrat cabang Tebet. Desas-desus tentang kelezatan kuahnya, bakso keju yang meleleh, hingga iga empuk nan menggoda membuatku penasaran setengah mati. Dan benar saja, bahkan sebelum masuk ke dalam, aroma kaldu sapi yang pekat sudah menyerbu hidungku. Seolah-olah semangkuk bakso sedang memanggilku dari dalam kedai.

Suasananya Ramai, tapi Nyaman

Tempat ini tidak luas, namun selalu padat oleh pelanggan yang datang silih berganti. Dari luar terlihat seperti kedai sederhana, tapi begitu masuk, langsung terasa fungsional dan bersih. Tidak ada dekorasi estetis yang mencolok—hanya deretan meja dan kursi plastik yang tersusun rapi, namun itulah yang membuat tempat ini terasa jujur dan apa adanya.

Kondisi di dalam cukup bising. Suara percakapan para pengunjung bercampur dengan suara pesanan yang diteriakkan oleh pelayan. Tapi justru itu yang membentuk suasana khas warung bakso populer. Para pelayan tampak terbiasa menangani volume pelanggan yang tinggi. Mereka sigap, langsung mencatat pesanan dan mengantarkannya dengan kecepatan yang efisien. Aku datang sekitar pukul delapan malam, saat jam makan malam sedang padat-padatnya.

Ini Menunya ya

5

Tempat lantai satu terlihat sudah penuh, jadi aku dan temanku diarahkan untuk naik ke lantai dua. Ruangan di atas justru lebih luas dibandingkan lantai pertama. Terdapat deretan meja panjang yang cocok untuk rombongan atau keluarga besar. Tata ruangnya tertata rapi, pencahayaan cukup terang, dan ventilasi udara terasa baik meski seluruh meja hampir terisi penuh. Meskipun suasananya ramai dengan aktivitas pelanggan dan pelayan yang bolak-balik membawa pesanan, suasananya tetap tertib dan tidak terasa sesak. Aku dan temanku langsung diarahkan ke salah satu meja panjang di dekat jendela.

Setelah memesan, kami menunggu sekitar 15 menit hingga semangkuk bakso panas tiba di meja. Meskipun cukup lama, waktu tunggu tersebut terasa wajar mengingat banyaknya pesanan yang sedang diproses malam itu.

3

Kuah Kaldu Pekat dan Bakso yang Bikin Terharu

Ketika semangkuk bakso datang, kesan pertama langsung mengarah ke kuahnya. Warna kuah tidak bening seperti bakso pada umumnya. Justru terlihat keruh, berwarna coklat kekuningan, dengan sedikit lapisan minyak di permukaan. Aroma kaldunya kuat dan menggugah. Setelah menyeruput sendok pertama, terasa jelas bahwa kuah ini dimasak dari kaldu tulang sapi yang lama. Rasanya gurih, sedikit manis dari rempah, dan terasa tebal di mulut—bukan kuah ringan yang hambar. Perasan jeruk nipis menambahkan rasa asam segar yang menyempurnakan keseluruhan rasa.

Aku mencoba dua jenis bakso. Pertama, bakso urat yang terasa padat dan bertekstur kasar—bukan karena adonan yang kasar, tapi karena potongan urat di dalamnya memberikan sensasi kunyahan yang unik. Lalu, bakso keju yang menjadi ciri khas tempat ini. Saat dibelah, keju berwarna kuning pucat mengalir keluar. Rasanya asin-gurih dan beraroma kuat, lebih mirip keju cheddar lokal daripada mozzarella. Kombinasi keju dan bakso menciptakan kontras rasa yang menarik: gurih dari keju bertemu dengan umami dari daging sapi.

4

Saranku, Jangan Campur Saos

Setelah mencicipi kuah dan bakso dalam kondisi original, aku sempat iseng menambahkan saus sambal dan kecap ke dalam mangkuk. Sayangnya, itu adalah keputusan yang langsung aku sesali. Kuah kaldu yang semula kaya rasa dan kompleks langsung berubah—rasa gurih dan pekatnya tertutup oleh dominasi rasa manis dan pedas buatan dari saus kemasan. Padahal, di kondisi awal saja rasa baksonya sudah sangat kuat dan memuaskan.

Menurutku, mencampurkan saus ke dalam bakso Samrat justru merusak karakter kuah yang menjadi ciri khas mereka. Kalau memang ingin sensasi pedas, cukup tambahkan cabai rawit yang sudah disediakan di meja. Rasanya jauh lebih menyatu dengan kuah tanpa menghilangkan identitas kaldunya. Ini murni pendapat pribadi, tapi cukup membuatku sadar bahwa untuk tempat seperti ini, menikmati rasa original adalah cara terbaik.

Informasi Praktis & Kesimpulan

  • Nama Tempat: Bakso Solo Samrat – Cabang Tebet
  • Jam Operasional: Setiap Hari, 10.00 – 23.00
  • Parkir: Parkir motor tersedia di depan kedai. Untuk mobil, tempat parkir terbatas—bisa parkir di pinggir jalan, atau paling aman pakai transportasi online.
  • Cocok untuk Keluarga? Sangat cocok! Meski ramai, suasananya nyaman dan kasual. Anak-anak sampai orang tua pasti suka.
  • Kenapa Harus ke Sini?
    • Kuah keruh dan pekat, penuh rasa.
    • Bakso Keju dengan isian keju yang berani.
    • Daging sapi asli, bukan bakso tepung.
    • Porsi besar dan memuaskan.

Penutup

Bakso Solo Samrat Tebet bukan sekadar tempat makan—ini adalah destinasi kuliner yang layak dikunjungi oleh siapa saja yang menganggap dirinya pecinta bakso. Rasa kuahnya kuat, baksonya beragam, dan menunya komplet. Cocok untuk makan siang santai, kumpul keluarga, atau sekadar mengobati rindu akan bakso yang benar-benar “daging”. Kalau kamu ingin pengalaman makan bakso yang tidak biasa, tempat ini layak ada di daftar teratas.

Oh iya aku juga ada beberapa gadget yang selalu aku bawa kemana pun aku pergi, kamu bisa lihat tulisannya di sini ya, Gadget yang Selalu Aku Bawa

Tapi kalau kamu mau tau apa aja yang aku bawa dari tas, gadget, dan tips travelling dari aku secara keseluruhan kamu bisa cek di artikel ini ya

Ini lokasi G-Mapsnya supaya memudahkan Link Google Maps

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *